Jumat, 22 Oktober 2010

Bahasa Indonesia Pada Tataran Semi Ilmiah atau Ilmiah Populer

Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; .
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.

Contoh Karangan Semi Ilmiah

Jadikanlah suatu keyakinan bahwa,”Apa yang tuan cita-citakan pasti tercapai, dan apa yang tuan usahakan pasti berhasil.” Thomas Alva Edison

Apa yang dikatakan oleh Thomas Alva Edison ini sungguh menarik bagi saya. Dahulu saya menganggap suatu keberhasilan itu adalah sekedar berkaitan dengan nasib seseorang, jika nasib orang tersebut telah ditakdirkan sial terus seumur hidup, maka selama menjalani sisa hidup yang ada, tak ada satupun keberuntungan singgah di dirinya itu. Tetapi barulah saya tersadar betul saat membaca dan menonton film berjudul Secret (Rahasia) karya Rhonda Byrne, bahwa semua yang ada dalam benak ini ternyata salah besar!

Acapkali kita merasa bahwa segalanya dalam hidup ini telah terjatah oleh kehendak Yang Kuasa. Jika seseorang memang sudah ditakdirkan kaya raya, maka memang itulah yang seharusnya, dan apabila kita ditakdirkan miskin maka memang mustahil kita akan menjadi kaya. Padahal diserukan oleh Rasulullah, ”Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri.”

Kata orang tua jaman dulu, ”Nak, gantungkan cita-citamu setinggi langit!” Itu memang benar adanya, orang tua dahulu mungkin lebih bijak dalam memotivasi diri sang anak agar memiliki satu tujuan yang harus dicapai dalam hidupnya. Orang tua dahulu tidak segan memberikan permainan yang mengarah pada cita-cita sang anak, misalnya saja si anak bercita-cita jadi seorang dokter. Guna mendorong keinginan tersebut agar terwujud maka orang tua memberikan set permainan dokter-dokteran kepada si anak.

Dalam suatu kuliah yang saya berikan, saya bertanya kepada para mahasiswa satu persatu,”Apa yang ada dalam bayanganmu berupa harapan tentang dirimu 10 (sepuluh) tahun mendatang?” Maka bermunculanlah jawaban klasik yang bisa ditebak, mereka rata-rata menyatakan dirinya ingin menjadi orang yang sukses, memiliki pekerjaan yang bagus, keluarga sakinah. Maka saya lanjutkan lagi pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut diatas, ”Bisakah kamu bayangkan wujud kesuksesan seperti apakah yang telah tergambar nyata dalam benakmu? Lalu posisi apa yang kau lihat 10 tahun lagi, dan istri atau suami seperti apa yang akan kau peroleh nanti? Apakah kalian hanya berangan-angan ataukah ini sudah menjadi cita-cita yang harus diwujudkan?” Maka dengan ragu-ragu mereka menjawab, ”Wah, kalau hal seperti itu sih belum, Pak! Kita kan tak tahu nasib kita nantinya!”

” Kenapa kalian takut bahkan untuk bermimpi? Itu semua yang kalian harapkan sudah tersedia, hanya niat dan tekad bulat serta sasaran berupa cita-cita yang belum kalian perdulikan,.” Kata saya,” Apakah tak seorangpun diantara kalian yang berani membayangkan dirimu pada saat setiap pagi bercermin, sebagai seorang pemilik 10 perusahaan besar, dengan baju jas seharga 3 juta, didampingi oleh seorang istri yang setia, dan begitu kalian keluar dari pintu kamar kos kalian, yang tergambar dalam benak adalah sebuah mobil mewah siap mengantarmu menuju kantor?”

” Jika kita setiap hari membayangkan hal tersebut, dan merasa hal itu pasti akan terwujud, maka secara tidak sadar, keinginan, cita-cita dan harapan ini tertanam dalam alam bawah sadarmu, serta menjadi do’a yang tak berkeputusan setiap saat.”

Seperti kata Edison diatas tadi, semua hal itu pasti terwujud. Semua yang ada dalam bayangan kita sebetulnya memang sudah diciptakan oleh Tuhan, entah itu berupa pasangan hidup, kekayaan melimpah, mobil mewah, rumah gedung, pekerjaan yang hebat. Semua sudah ada, hanya saja kita sering tak menyadarinya.

Manusia itu bagaikan magnet yang menarik apa saja menuju ke dirinya, yang menentukan adalah kekuatan fikiran manusia, serta tekad bulat untuk memperolehnya. Semua pasti akan didapatkan, semua akan tercapai, hanya soal waktulah yang menentukan. Pikirkan hal-hal yang positif dalam hidup ini, maka segala hal yang positiflah yang akan datang menghampiri. Tetapi apabila kita berfikir secara negatif, maka hal-hal yang buruk yang akan kita dapatkan.

Memang segalanya tak serta merta akan kita peroleh begitu saja dengan mudah. Coba Anda bayangkan, jika Anda berfikir tentang gajah, dan ingin memelihara gajah saat nonton acara televisi diruang keluarga, dengan tiba-tiba ada seekor gajah disamping kalian. Betapa kacaunya keadaan saat itu. Anda akan mendapatkan yang Anda inginkan saat diri Anda memang sudah siap untuk itu. Jika belum siap, maka kita akan menempuh perjalanan dalam rangka mempersiapkan diri. Acapkali pula kita dihadang oleh kegagalan, tapi jika kita bertekat bulat, maka semua itu akan dapat terwujud.


Kegagalan biasanya merupakan langkah awal menuju sukses, tapi sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak berketentuan menuju puncak sukses. (Lambert Jeffries)


Memang jalan yang kita tempuh ada kalanya panjang sekali dalam rangka mencapai yang kita harapkan, sebut saja Edison, dalam upayanya menciptakan lampu pijar, harus mengalami beberapa banyak kegagalan, tetapi hasilnya, dengan penemuannya itulah maka wajah dunia telah berubah, dari konsep lampunya maka sekarang kita bisa menikmati cahaya terang walau di malam hari. Atau kisah Kolonel Sander yang harus masuk-keluar 999 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan) restoran, untuk menawarkan resep ayam gorengnya, dan pada restoran ke seribu yaitu KFC, ternyata resepnya diterima, dan sekarang tersebar di seluruh dunia.

Kita tak perlu tahu secara persis bagaimana wujud yang kita harapkan terjadi, yang penting disini kita hanya perlu melangkah secara sungguh-sungguh untuk mencapainya. Jika Anda ingin pergi ke Kutub Utara, apakah Anda sudah tahu secara persis wujud kutub tersebut? Yang penting bukan melihat wujudnya, tetapi terus melangkah kearah yang benar dengan menggunakan peta ataupun kompas yang tersedia sebagai penunjuk arahnya. Mungkin selama perjalanan, kita akan terhadang gunung es ataupun taufan badai, tapi itu hanyalah hambatan langkah Anda menuju kesuksesan. Bahkan jika dapat, kita jadikan hambatan itu sebagai pelajaran saat melangkah lebih jauh lagi!

Tiada yang kebetulan dalam hidup kita, karena kekuatan niat, tekat, cita-cita, keinginan, dan harapanlah yang menjadikan semua itu terwujud. Semua memang sudah ada dalam otak dan hati kita, hanya bagaimana kuatnya niat yang ada dalam diri kitalah yang menentukan cepat atau tidaknya harapan itu kan terjadi. Jadi sekali lagi bukan karena kebetulan.

Maka mari bersama-sama kita berusaha mengubah mind-set yang ada, segala sesuatu bernilai negatif , misalnya, ketidak-berdayaan, ketidak-cantikan atau ketidak-tampanan, ketidak-mampuan, ketidak-mengertian, dan macam-macam ketidak-an yang bernilai negatif itu menjadi lawan katanya yang jelas bernilai positif. Tetapi harus kita ingat, jika keberhasilan itu biasanya hanya hinggap pada satu orang saja, maka tingkatkanlah menjadi kebergunaan akan keberhasilan yang telah Anda nikmati sehingga juga bisa dinikmati oleh orang lain.


Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.(Einstein)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar